Hal Yang Dianggap Baik Oleh Orangtua, Tidak Selamanya Diterima Baik Oleh Anak
Sebagian orangtua ada yang selalu ingin mencampuri urusan anak dan mengawasi setiap hal-hal kecil yang dilakukan anak . Salah satu alasannya adalah bahwa semua yang dilakukan mereka tersebut adalah untuk kebaikan anak di masa yang akan datang. Oleh karena itu, orangtua seperti itu selalu berusaha untuk ikut mengatur dan melibatkan diri dalam kehidupan anak mereka. Misalnya, orangtua mengatur anak bahwa pada jam tertentu anak harus belajar, pada hari tertentu anak harus mengikuti kursus sepak bola, setelah pulang dari sekolah anak tidak boleh main ke luar bersama teman-teman di lingkungannya, dan pada jam yang sudah ditentukan pula anak harus tidur siang. Bahkan, orangtua seperti ini biasanya akan mudah mengkritik anak apabila mereka mendapatkan anak melakukan suatu kesalahan. Hal tersebut mereka lakukan supaya
hal-hal yang dianggap kurang baik di mata keluarga dapat segera ditinggalkannya.
Setiap orangtua tentu sangat sayang kepada anak. Orangtua sangat mengharapkan di masa depan nanti anak mereka dapat tumbuh dan hidup lebih baik. Namun, dalam upaya mewujudkan kasih sayang tersebut masih banyak orangtua yang menganggap bahwa pemikiran dan tindakan orangtua adalah selalu benar. Padahal pada kenyataannya tidak demikian. Banyak anak justru merasa terkekang, frustrasi, dan terjerumus ke dalam lingkungan yang salah karena ’sikap’ orangtua yang terlalu melindungi, mengatur, dan mengkritik anak.
Mengasuh dan membesarkan anak dengan cara bijaksana dapat membantu anak mampu hidup lebih baik di masa yang akan datang. Berikan kepercayaan kepada anak untuk dapat mengatur dirinya sendiri supaya kelak ia mampu hidup mandiri dan bertanggung jawab. Berusaha untuk mengerti dan empati terhadap tindakan salah yang mungkin sesekali terjadi pada diri anak dapat membuat anak menyadari dan memperbaiki kesalahannya dengan perasaan senang. Jalinlah komunikasi yang baik dengan anak karena dengan demikian ’pembatas’ yang menghalangi batin di antara orangtua dan anak akan hilang. Di antara orangtua dan anak akan tumbuh sikap saling terbuka, saling mengerti apa yang diinginkan oleh masing-masing, dan saling menjaga untuk tidak membuat satu sama lain kecewa atau ’terhianati’ (yes).
Satu hal lain yang juga sangat penting untuk mendukung keberhasilan anak adalah terciptanya kondisi ’pertemanan yang baik’ di antara orangtua dengan anak. Seperti kita ketahui bahwa pertemanan yang baik adalah jauh dari sikap mengekang, menjajah, dan mendikte. Hilangkan rasa khawatir apabila orangtua menjalin sikap ’pertemanan’ dengan anak maka anak akan menjadi tidak hormat dan tidak patuh kepada orangtua. Justru sebaliknya, banyak anak sangat menghargai orangtuanya karena ia merasakan betapa orangtuanya tidak terlalu menekankan jarak di antara mereka. Anak akan sangat santun kepada orangtuanya dengan penuh kesadaran demi melihat betapa orangtua dengan rela hati menanggalkan status mereka dan menyejajarkan diri dengannya (Dra. V. Dwiyani, 2004).
Sumber: