KONSELNG PSIKOANALISIS
Oleh: Joko Julianto dan Leni Sumanti
A. Pengantar
Psikoanalisis terdiri dari dua kata yaitu psiko dan analisis. Psiko secara etimologi artinya psikis atau disebut juga dengan jiwa. Dengan demikian Psikoanalisis dapat diartikan dengan analisa jiwa. Pendektan tidak hanya meninjau tingkah laku manusia itu dalam kehidupan psikis manusia, tetapi justru melihat dasar-dasar atau latar belakang dari munculnya tingkah tersebut. Oleh karena itu psikoanalisis ini sering kali disebut dengan psikologi dalam (deep psychology).
Banyak ragam definisi yang merujuk kepada pengertian psikologi sebagai ilmu jiwa yang menekankan perhatian studinya pada manusia, terutama pada perilaku manusia (human behavior or action). Hal ini dapat dipahami oleh sebab perilaku merupakan fenomena yang dapat diamati dan tidak abstrak. Sedang jiwa merupakan sisi dalam (inner side) manusia yang tidak teramati tetapi penampakannya tercermati dan tertankap oleh indera, yaitu lewat perilaku. (Siswantoro, 2003: 26).
Perilaku manusia sangat beragam, tetapi memiliki pola atau keterulangan jikan diamati secara cermat. Pola atau keterulangan inilah yang ditangkap sebagai fenomena dan seterusnya diklasifikasikan ke dalam kategori tertentu. Sebagai misal, perilaku yangberhubungan fenomena frustasi atau kecemasan (anxienty). Pemahaman fenomena kejiwaan tersebut dapat dilakukan lewat perilaku seperti apa yang diucapkan dan diperbuat penanggung frustasi dan anxienty. Ucapan dan perbuatan tadi menjadi bahan observasi dan seterusnya diidentifikasi sebagai kategori : repression, aggression, projection atau kategori lain. Demikian pula perilaku seseorang yang menanggung gejala jiwa tak normal (abnormal) dapat dipilah-pilah ke dalam kategori hysteria, fobia, depresi dan lain-lain.
B. Teori Kepribadian
S.Frued mengembangkan sejumlah teori kepribadian, diantaranya yaitu : topografi. Struktural, genetik, dan dinamika.
1. Topografi Kepribadian
Teori Topografi merupakan merupakan teori yang menjelaskan tentang kepribadian manusia yang terdiri dari sub-subsistem. Bagi freud kepribadian itu berhubungan dengan alam kesadaran. Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu alam sadar, alam prasadar, dan alam bawah sadar.
a. Alam sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari, dan merasakan sesuatu secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat individu menyadari berbagai rangsangan yang ada disekitar kita.
b. Alam prasadar adalah bagian kesadaran yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi mengantar ide, ingatan, dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita berusaha mengingatkannya kembali.
c. Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagai bagian terpenting darki struktur pshikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan di dalamnya.
2. Stuktur Kepribadian
S.freud beranggapan bahwa manusia tersusun secara struktural. Ada tiada sistem struktur kepribadian yaitu id, ego, dan seper ego. Perilaku orang merupakan interaksi antar id, ego dan super ego.
a. ID
• Merupakan aspek biologis kepribadian
• Beorientasi untuk memenuhi kepuasan instinktif
• Beroientasi pada prinsip kesenangan/reduksi ketegangan
• Meupakan energi psikis
• Merupakan sumber dai instink kahisupan atau dorongan biologis (makan, minum, tidur, dan sebagainya).
• Prinsip kesenangan yang merujuk pada pencapaian kepuasan yang segera.
• Merupakann proses primer yang bersifat primitif, tidak logis, tidak rasional, dana orientasi bersifat fantasi.
b. EGO
• Merupakan aspek psikologis kepribadian
• Merupakan manajer dari kepribadian
• Marupakan sistem kepribadian yang terorganiasasi, rasional, dan berorientasi pada realita.
• Peranan ego yang utama adalah menjembatani antara id dengan lingkungan yang diharpakan.
• Dibimbing oleh prinsip realita yang bertujuan mencegah terjadinya ketegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan/dorongan id.
• Dalam rangka menghindar dari masalah ego harus berusaha manjinakkan is.
• Merupakan bagian dari id yang kehadirannya bertugas untuk memuaskan kebutuhan id, bukan untuk mengecewakannya.
• Seluruh energi ego berasal dari id, sehingga tidak terpisah dari id.
• Peran utamanya memenuhi kebutuhann id dan kebutuhan lngkungan sekitar
• Ego bertujuan mempertahankan kehidupan individu dan mengambangkannya.
c. Super EGO
• Merupakan komponen moral kepribadina yang terkait,dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik buruk, bener dan salah.
• Melelui pengalaman hidup, terutama padda usia anak-anak, individu telah menerima latihan atau informasi tentang tingkah laku yang baiok dan buruk
• Super ego berkembang pada usia sekita 3-6 tahun
• Pada usia tersbur anak belajar untuk memperoleh hadiah dan menghindari hukuman degan cara mengarahkan tingkah lakunya yang sesuai dengan ketentuan atau keingianan orant tuannya.
• Apabila tingkah lakunya tidak sesuai, atau ternyata salah dengan ketentuan orang tuannya kemudian mendapat hukuman, maka peristiwa itu membentuk kata hati anak
• Sedangkan jika perkataan atau tingkah lakunya baik, disetujui dan mendapatkan ganjaran, amka peristiwa itu membentuk ego edeal anak.
• Mekanisme terbentuknya kata hati dan ego idealisme disebut dengan istilah introjeksi.
• Introjeksi dapat diartikan sebagai proses penerimaan anak terhadap norma-norma moral dan orang tuanya.
• Baik kata hati maupun ego ideal, kedua-duanya merupakan komponen yang membentuk super ego sebagai suatu sisstemm kepribadian individu.
• Kata hati berfungsi sebagai hakim dalam diri seseorang, apabila ia melakukan kesalahan, maka kata hati menghukumnya dengan membuatnya merasa bersalah. Sementara ego ideal berfungsi sebagai pemberi hadiah atau ganjaran kepada individu apabila ia berbuat baik dengan cara membuatnya merasa bangga dengan dirinya.
d. Fungsi Super EGO
• Merintangi dorongan-dorongan id, terutama dorongan seksual dan garesif
• Mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan-tujuan moralistik.
• Mengejar kesempurnaan.
3. Perkembangan Kepribadian
Perkembangan Kepribadian di tenntukan saat usia 0-5 tahun, Perkembangan Kepribadian berkembang melalui beberapa tahap yaitu :
a. Fase oral (0-1 tahun), terjadi sejak lahir tahu pertama. Pada fase ini anak berkembang berdasarkan pengalaman kenikmatan erotik pada daerah mulut. Kepuasan anak melalui tindakan mengisap akan mempengaruhi kehidupan di masa dewasanya. Anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dari ibu dan tidak mendapatkan kepuasan dalam makan dan minum akan menghambat perkembanngan kpribadian, misalnya ketidak mampuan berhubungan dengan orang lain, tidak da¬pat mencintai dan mempercayai orang lain, terjadinya isolasi dan penarikan diri dari lingkungan sosialnya.
b. Fase anal (2-3 tahun ), perkembangan anak pada masa ini berpusat pada kenikmatan pada daerah anus,. Pada fase ini anak mulai belajar untuk mengendalikan buang air. Pada fase ini, peran latihan buang air (toilet training) sangat penting untuk belajar disiplin dan moral. Kemudian, anak juga mulai belajar mengelola segenap penngalaman yang tidak menyenangkan, mengakui perasaan buruknya dan harus belajar bagaimana cara mengatasi perasaannya.
c. Fase falik (4-5 tahun), pada fase ini kenikmatan berpusat pada alat kelamin. Fase in aktivitas seks lebih interens terjadi pada anak. Anak mulai belajar menerima perasaan seksualnya sebagai hal yang ilmiah dan belajar memandang tubuhnya sendiri secara sehat.
d. Fase laten (6-12 tahun), periode tertahanya dorongan-dorongan seks dan agresif. Mengambangkan kemampaun bersublimasi : rajin bersekolah, bermain oalh raga, dan menaruh perhatian untuk berteman. Masa perluasan kontak sosial dan proses identifikasi juga meluas.
e. Fase genital (12/13 tahun), di tandai dengan matangnya organ reproduksi anak. Instink seksual dan agresif menjadi aktif. Mulai mengambangkan motif untuk mencintai orang lain dan altruis. Mendorong untuk berpratisipasi aktif, memasuki dunia kerja.
4. Dinamika Kepribadian
Manusia mamiliki kebutuhan yang mendorong pada suatau tindakan atau mengambat tindakan tersebut. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut terdapat dinamika yaitu instik dan pertahanan. S freud mengemukakan ada tiga kecemasan pada individu yaitu : kecemasan realitas, neurotik, dan moral.
C. Hakekat Manusia
Prinsip-prinsip psikoanalisis tentang hakikat manusia didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut :
a. Prilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak
b. Sebagian besar prilaku terintegrasi melalui proses memntal yang tidak disadari.
c. Pada dasarnya manusia memiliki kecendrungan yang sudah diperoleh sejak lahir, terutama kecendrungan mengembangkan diri melalui dorongan libido dan agresivitasnya.
d. Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk mmeredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari kenikmatan.
e. Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neurosis.
D. Perilaku Bermasalah
Dalam konseling psikoanalisis ada dua faktor yang menyababkan perilaku abnormal yaitu :
1. Dinamika yang tidak efekti antara id, ego dan super ego. Hla ini di tandai oleh ketidkmampuan ego mengendalikan keinginan-keinginan dan tuntutan moral.
2. Diperoleh melalui proses belajar sejak kecil.
E. Tujuan Konsling
Dalam psikoanalisis tujuan koseling agar individu mengathui ego dan memiliki ego yang kuat. Menurut Nelson Jones (1982 : 1000) tujuan konseling ini ada 3 yaitu :
1. Bebas dari implus
2. Memperkuat realitas atas dasar fungsi ego
3. Mengganti super ego sebagai realitas kemanusiaan dan bukan sebagi hukuman standar moral.
F. Hubungan konseling
Prochaska (1984) mengemukakan bahwa dalam konseling psikoanalisis terdapat dua bagian hubungan klien dengan konselor. Kedua hubungan itu adalah melakukan aliansi (merupakan sikap klien kepada konselor yang relatif rasional, realistik, dan tidak neurotis). Dan yang kedua adalah tranferensi (merupakan pengalihan segenap pengalamna klien di masa lalunya terhadap orang-orang yang mengusainya yang ditujukan kepada konselor.
Dalam hubungan ini, konselor perlu membangun hubngan hangat dengan kliennya dan perhatian sepenuhya, untuk terus menjaga kepercayaan klien kepada konselornya.
G. Tahapan Konseling
Menurut Arlow ada empat tahap dalam konseling psikoanlisis yaitu :
1. Tahap pembukaan
2. Pengembangan transferensi
3. Bekerja melalui trassferensi
4. Resolusi Transferensi
H. Tekhnik Spesifik
Tekhnik Spesifik yang digunakan S Freud dalam psikoanalisis adalah :
1. Asosiasi bebas
2. Interprestasi
3. Analisis Transferensi
4. Analisis resistensi
Referensi:
Taufik. 2001. Beberapa Model Pendekatan Dalam Konseling. UNP
Prof.DR. Prayitno, M.Sc.Ed. Konseling Pancawasita. IKIP Padang