Terima Kasih Tetap Menjadi Sahabatku ...
Publikasi 22/04/2003 15:30 WIB
eramuslim - “Tetaplah menjadi dirimu sobat”. Baru saja kuletakkan gagang telepon setelah menghubungi seorang sahabat untuk sesuatu hal. Entah, rasanya Allah menuntun tangan ini untuk menekan tombol-tombol nomornya. Dan puji syukur, hari ini aku mendapatkan satu nasihat yang sangat berharga dalam hidupku.
Sebagai manusia, terkadang kita tidak sekuat yang kita banggakan, tak pernah sehebat prasangka sendiri, tak pernah setangguh bayang-bayang idealisme. Karena justru pada saat kebanggaan, prasangka diri dan bayangan kehebatan itu menjadi tameng dalam menjalani kehidupan, sesungguhnya, semua itu adalah tameng yang semu, yang tak pernah sanggup menahan sebutir debu pun untuk mengelabui mata ini, yang tak pernah bisa mencegah sehelai duri halus menembus kulit kaki kita yang terus melangkah. Adalah manusia yang sombong, yang tak pernah mengharapkan seorang sahabat sejati mengiringi setiap langkahnya, meski hanya dalam do’a.
Kita bukan malaikat yang tak pernah bisa tersentuh kemaksiatan, yang tak mungkin berbuat dosa karena ia memang terbuat dari dzat yang jauh dari kegelapan. Sedangkan kemaksiatan dan dosa, lebih banyak dari sudut yang gelap yang seringkali tak tertangkap mata kehadirannya, setidaknya oleh mata hati yang lengah. Kita bukan Rasul yang Allah beserta para malaikat setia mendampingi dan menjaga dari jalan yang salah. Dan yang pasti, kita bukanlah syaitan yang dengan izin Allah, ia senantiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang mengabadikannya di neraka. Namun demikian, meski sebagai manusia, kita juga bisa bercahaya dan saling menerangi sesama, jika kita saling menasihati, saling menegur jika mendapati yang salah. Meski hanya seorang manusia biasa, kita juga punya Allah dan para malaikat yang senantiasa memperhatikan dan melindungi kita, jika kita menginginkannya.
Tangan-tangan Allah, sentuhan para malaikat, bisa jadi tak secara langsung kita rasakan seperti saat Dia membantu para Rasul-Nya mengemban missi dakwah. Dalam perjalanan mengarungi hidup, bukan tak mungkin salah, khilaf menyebabkan diri ini tergelincir bahkan terjerumus pada lubang yang dalam. Yang bahkan teramat sulit untuk kembali. Berjalan sendiri, bukan tak boleh, namun saat semakin derasnya hujan dan angin yang bertiup, bukankah kehadiran seorang sahabat dapat lebih membantu memegangi payung yang nyaris terbawa angin? Bertahan dalam badai topan maupun banjir bersama seorang teman, pasti lebih memberikan kekuatan dan kesabaran dari kesendirian. Bahkan sekedar untuk mencabut uban di kepala, kita membutuhkan bantuan orang lain.
Lalu, masih sombongkah kita untuk bersikeras berjalan sendiri tanpa menghiraukan seruan-seruan dari orang lain? Masih egoiskah diri ini untuk yakin tetap selamat tanpa mempedulikan nasihat-nasihat dari siapapun? Percayalah, dari manapun datangnya, jika ia membawa nasihat, teguran yang terkadang teramat pahit terasa, bahkan tamparan yang memilukan, namun jika untuk keselamatan kita, merekalah sahabat sebenarnya. Bersyukurlah Allah masih berkenan menghadirkan mereka dalam hidup ini. Sesungguhnya, tidak lain mereka adalah tangan-tangan Allah yang menyentuh dan melindungi kita. Wallaahu ‘a’lam bishshowaab (Bayu Gautama, thanks untuk taushiah hari ini ...)
10 Artikel Populer
- 100% working Cheat codes for gameloft games
- 5 Alasan Mantan Pacar Masih Menghubungi Anda
- Daftar DNS 100% Gratis untuk mempercepat Koneksi Internet
- Kerajaan Turki Usmani
- Ruang Lingkup Human Relations
- Software Penerjemah Code Error Window
- Softwere Pembuat GIF (membuat banner dengan Mudah)
- DIMENSI LINGKUNGAN KESEHATAN MENTAL
- Gangguan Kepribadian (Personality Disorder)
- Teori Psikoterapi Humanistik
2 Comments
2 comments:
-
tulisan yang sangat bagus sekali, saya juga berterimakasih kepada yang sudah mau menjadi sahabat saya...terimakasih!
-
makasih buatmu juga temanku...semoga senantiasa sehat dan sukses.
Post a Comment
Terima Kasih telah Berkunjung. Blog Berstatus DoFollow.
Para pengurus Makalah Kita Semua Tidak selalu Online untuk memantau Komentar yang Masuk, Jadi tolong berikan Komentar Anda dengan Pantas dan Layak dikonsumsi oleh Publik. NO SPAM, NO SPAM, NO SPAM dan Sejenisnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)