Mendidik dengan memberikan hukuman secara fisik karena anak telah melakukan suatu kesalahan dan memberikan hadiah berupa uang atau makanan karena anak telah melakukan suatu tindakan positif adalah tindakan yang kurang bijaksana. Hukuman fisik dianggap tidak efektif sebagai cara untuk mendidik anak karena dengan cara seperti itu sebenarnya anak tidak memahami di mana letak kesalahannya tersebut. Anak tidak melakukan lagi kesalahannya tersebut boleh jadi bukan karena ia memahami bahwa tindakannya tersebut adalah tidak baik tetapi ia tidak melakukan kesalahan tersebut karena ia takut akan mendapatkan hukuman lagi yang mungkin lebih berat. Maksudnya, anak mungkin tidak melakukan kesalahan tersebut ketika pengawas (orangtua) ada di sekitarnya, tetapi ketika pengawasnya tidak ada di dekatnya maka ia mungkin akan mengulangi kesalahannya tersebut, misalnya memukul lagi adiknya.
Begitu juga dengan memberikan hadiah berupa uang atau benda lainnya kepada anak. Ketika anak melakukan suatu perbuatan yang positif, maka lebih baik anak diberikan pujian. Dengan demikian anak akan merasa bangga pada kemampuan dirinya, bukan karena ingin mendapatkan kesenangan belaka (mendapatkan uang atau permen) (yer).
Kesimpulannya adalah berikanlah hukuman dan hadiah kepada anak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan anak. Hukuman yang paling efektif ketika anak melakukan tindakan negatif adalah dengan memperlihatkan ketidaksetujuan atau penolakan supaya ia merasa malu, sedangkan hadiah yang paling baik atas tindakan positif anak adalah memberikan pujian kepadanya. Pujian yang diberikan orangtua akan membuat anak bangga (Wiwien Dinar Pratisi, 2008).
Contoh kasus menolak atau memperlihatkan ketidaksetujuan kepada anak yang melakukan tindakan negatif (memukul adik). Orangtua dapat mengatakan kepadanya . bahwa orangtua tidak suka kepada anak yang mudah memukul orang lain, karena itu akan menyakitkan seperti halnya ia akan measa sakit ketika dipukul orang lain. Dengan demikian anak akan menjadi malu dan memahami bahwa memukul adalah tindakan yang tidak baik, semua orang termasuk dirinya akan merasakan sakit yang sama ketika dipukul.
Berikanlah hadiah atas tindakan positif anak berupa pujian, karena dengan pujian yang diberikan orangtua akan membuatnya merasa bangga atas kemampuan yang telah ia lakukan tersebut. Misalnya, memuji anak ketika ia sedang membereskan kamar tidurnya ‘ Waaah, Ade sudah besar dan pintar ya sudah bisa merapikan dan membersihkan kamarnya sendiri. Kamar Ade selalu rapi dan bersih, jadi Ade jauh dari debu dan kuman, tidak mudah sakit….’(yer).
Sumber: