Anak yang dibesarkan dengan limpahan kasih sayang akan mampu membahagiakan orang yang ada di sekelilingnya dan dirinya sendiri. Sikap kasih yang terpancar dari diri anak adalah refleksi dari orang yang terdekat dengannya, orangtua.
Namun, apakah semua tindakan orangtua bisa dianggap sebagai bentuk kasih sayang? Tentunya ada sebagian tindakan orangtua yang terkadang membuat anak menjadi merasa bosan, kesal dan berontak. Hal ini terjadi terutama bagi orangtua yang over-protektif kepada anak. Mereka cenderung selalu khawatir terhadap tindakan yang dilakukan sang anak, misalnya khawatir anak terluka atau terjatuh. Orangtua sering mengeluarkan kalimat yang bernada melarang,
memperingatkan, dan mengatur kepada anak.
memperingatkan, dan mengatur kepada anak.
Pada dasarnya, melarang, memperingatkan, dan membimbing anak memang harus dilakukan oleh orangtua agar anak dapat memahami sikap disiplin dan mampu membedakan mana yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Namun, tindakan orangtua tersebut tentu tidak perlu dilakukan secara berlebihan atau bahkan membuat situasi menjadi tegang antara orangtua dengan anak.
Dengan pendekatan kasih sayang dan lemah lembut, misalnya dengan cara membujuknya dan langsung memindahkannya dari obyek yang dianggap membahayakan biasanya anak akan mampu menerimanya jika dibandingkan dengan cara melarang menggunakan nada tekanan suara yang keras.
Setidaknya ada dua cara yang dapat dilakukan orangtua untuk mewujudkan perasaan kasih sayang kepada anak, yaitu dengan meminimalkan terjadinya konflik antara orangtua dengan anak, dan memberikan waktu bersama dengan anak agar saling memahami sifat dan sikap masing-masing (Dr. Benyamin Spock, 2004).
sumber: