Selain dari asap kendaraan bermotor, karbon monoksida (CO) juga bisa terbentuk dari proses pembakaran di tungku maupun alat pemanas ruangan. Karena itu saat musim dingin, sangat dianjurkan untuk memeriksa adanya kebocoran gas CO dari alat-alat tersebut.
Peningkatan risiko keracunan gas CO saat cuaca dingin terjadi akibat kebocoran-kebocoran semacam itu. Alat-alat pemanas ruangan tidak dipakai saat cuaca panas, sehingga risiko keracunan gas CO tidak lebih besar dibanding saat turun hujan atau salju.
"Anda tidak bisa melihat maupun mencium gas CO, tetapi gas tersebut bisa memicu masalah kesehatan serius yang bisa membunuh Anda," kata Dr K Guntupalli, ahli kesehatan saluran napas dari Baylor College of Medicine seperti dikutip dari Sciencedaily, Selasa (13/11/2012).
Keracunan gas CO juga bisa terjadi akibat asap kendaraan bermotor, terutama bagi yang punya kebiasaan memanasi mesin kendaraan di dalam ruangan dan saat berada di jalan raya. Tanpa ada sirkulasi yang baik, gas tersebut akan menumpuk dan jika terhirup dalam jumlah banyak maka dampaknya bisa sangat serius.
Karbon monoksida masuk ke aliran darah dan 'merampok' oksigen sehingga tidak sampai ke organ-organ yang membutuhkan, termasuk otak. Dalam kadar sedikit dan waktu yang singkat, keracunan gas ini masih bisa ditoleransi tetapi paparan jangka panjang bisa memicu kematian.
Gejala keracunan CO:
- Sakit kepala
- Pusing (melayang-layang)
- Bingung
- Lemah
- Mual dan muntah
- Nyeri dada
Efek paparan CO dalam kadar tinggi bisa mengancam:
- Sistem peredaran darah
- Susunan saraf pusat
- Paru-paru
- Otak
Paparan CO dalam jangka panjang bisa memicu:
- Depresi
- Bingung
- Hilang ingatan
- Kematian
Sumber:
Health.detik.com
Tags:
Awas! Risiko Keracunan Karbon Monoksida Meningkat Saat Cuaca Dingin, Peningkatan risiko keracunan gas CO saat cuaca dingin, risiko keracunan gas CO, waspadai kebocoran gas CO saat hujan dan lembab